Saat
ini para dokter cenderung untuk berhati-hati dalam memberikan resep antibiotik.
Hal ini mereka lakukan bukan untuk membuat pasiennya menderita lebih lama,
melainkan para dokter tersebut saat ini sedang berhati-hati dalam memberikan
resep sesuai kebutuhan medis dan tidak memberi resep antibiotik dengan
mudah tetapi memberikan dengan indikasi yang kuat dan secara medis memang harus
mendapat antibiotika dengan dosis cukup dan waktu pemberian yang cukup sesuai
berat badan dan berat ringannya penyakit.
Hal
ini mereka lakukan karena pemberian antibiotik dan obat-obatan modern selama
ini telah membuat beberapa bakteri kebal terhadap antibiotik. Jika dokter
tersebut menilai bahwa anda benar-benar membutuhkannya untuk melawan infeksi
maka barulah resep antibiotik akan diberikan kepada anda.
Kalau
hanya untuk penyakit ringan, flu, dan batuk anda bisa mengkonsumsi makanan
sehat, herbal, ekstrak tumbuhan yang bermanfaat sebagai pengganti antibiotik.
Berikut adalah beberapa antiobtik alami yang bisa anda coba khasiatnya:
1.
Bawang Merah
Bawang
merah mengandung belerang yang dipercaya banyak orang mengandung antibakteri
dan zat diuretik. Sirup atau obat yang terbuat dari bawang merah berkhasiat
sebagai ekspekstoran yang membantu mengeluarkan lendir dari bronkus, paru-paru,
dan trakea. Selain itu sirup atau obat yang terbuat dari bawang merah berkhasiat
untuk melawan radang dan memperlancar aliran darah.
2.
Bawang Putih
Sudah
sejak dahulu bawang putih dipercaya sebagai antibiotik alami karena mampu
melawan flu dan demam. Kandungan allicin yang ada di dalam bawang putih
memiliki rasa dan bau yang kuat, serta mempunyai zat theurapeutic yang bisa
digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan terapi penyembuhan penyakit.
Menurut hasil penelitian, bawang putih mampu menurunkan kadar kolesterol dan
menurunkan tekanan darah. Bahkan berdasarkan hasil penelitian belum lama ini,
bawang putih terbukti lebih efektif untuk mengobati keracunan makanan
dibandingkan dengan obat-obatan modern.
3.
Teh Hijau
Memang
benar teh hijau bukan antibiotik yang kuat, namun berdasarkan hasil penelitian
teh hijau mampu membantu kinerja antibiotik. Teh hijau mengandung aktioksidan
yang tinggi dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Teh hijau mengandung kafein yang
rendah dan mampu membuat bakteri lemah terhadap antibiotik.
4.
Madu
Madu
bermanfaat untuk infeksi dan luka, terutama jika menggunakan madu Manuka. Madu
ini berasal dari lebah yang secara eksklusif diberikan tanaman manuka di
Australia dan Selandia Baru. Madu Manuka ini terkenal mengandung antibiotik.
Enzim antimikroba yang terkandung dalam madu ini akan mengeluarkan hidrogen
peroksida yang mampu menghalangi pertumbuhan bakteri pada infeksi bakteri
internal dan eksternal, seperti radang perut. Dengan setetes saja madu Manuka,
infeksi akan teratasi.
5.
Echinacea
Tumbuhan
ini bila dalam bentuk ekstrak mampu melawan berbagai bakteri, gigitan serangga,
dan juga virus. Selain itu, echinacea juga bermanfaat untuk merangsang sistem
kekebalan tubuh agar sel darah putih lebih kuat dan efektif dalam melawan
infeksi. Berdasarkan hasil penelitian, dengan mengkonsumsi suplemen Echinacea secara
rutin, daya tahan tubuh anda lebih kuat dan tidak mudah terkena penyakit,
seperti pilek. Namun tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi supplemen ini secara
terus menerus karena efektivitasnya akan berkurang. Disarankan mengkonsumsinya
hanya selama beberapa pekan saja, terutama saat anda sakit dan daya tahan tubuh
sedang menurun.
6.
Minyak Oregano
Dikenal sebagai rajanya antibiotik alami di beberapa studi dan penelitian. Seperti dikutip dari Care2, minyak oregano ini memiliki manfaat antibiotik yang sangat kuat dibandingkan bahan lainnya.
Pada
penelitian yang dilakukan oleh Paul Belaiche, minyak oregano mampu membunuh 96%
bakteri pneumococcus, 92% bakteri neisseria, bakteri proteus dan bakteri
staphylococcus. Bakteri strein dan neisseria ini sering ditemukan pada penyakit
gonorrhea dan meningitis. Sedangkan bakteri proteus ditemukan pada infeksi
usus, dan bakteri staphylococcus seringkali ditemukan pada makanan yang
beracun.
Dikatakan
juga, minyak oregano ini mampu berperan sebagai antibiotik yang mempercepat
penyembuhan sakit tenggorokan, demam, reumatik, infeksi luar, dan anorexia.
7.
Ekstrak Daun Zaitun
Daun Zaitun dikenal juga sebagai alternatif antibiotik lain, yang sangat ampuh menangani virus. Drs O dan B. Lee dari Department of Biomedical Science di CHA University Korea menemukan bahwa daun zaitun ini berpotensi besar melawan serangan virus dan mikroba serta radikal bebas.
8.
Propolis
Propolis
adalah zat yang digunakan oleh lebah madu untuk dua fungsi penting di sekitar
sarang. Bayangkan sebuah ‘komunitas’ dengan 35000 anggota, masing-masing dari
mereka memiliki ruang kecil, merangkak di atas ruang tetangga sebelah dan
berbagi makanan dan pasokan yang sama. Dan yang menakjubkan lingkungan sarang
dalam kondisi sangat bersih dan mampu mencegah perkembangan dan penyebaran
bakteri. Kenapa demikian? Ya, apalagi kalau bukan karena peran sanitasi
propolis.
Zat
ajaib ini dikumpulkan dari kulit pohon dan aliran getah yang memiliki sifat
anti bakteri dan virus. Sifat ini kemudian dikombinasikan dengan sekresi lebah
hingga membentuk propolis, yang kemudian digunakan di seluruh sarang sebagai
pembersih alami. Sebuah contoh kegunaannya adalah dalam perannya dalam
memumifikasi bangkai tikus liar dan serangga yang mengembara ke sarang dan
tidak dapat melarikan diri. Makhluk-makhluk mati dan bangkai akan mengundang
virus hingga menjadi ancaman bagi seluruh koloni. Jadi lebah yang cerdik
membungkus seluruh bangkai dengan propolis lebah, efeknya interaksi bakteri dan
virus menjadi nol.
Peran
lain yang tak kalah pentingnya adalah adalah fungsinya sebagai bahan penambal
retak pada sarang. Banyak orang membayangkan sarang lebah menjadi struktur yang
sama sekali tertutup, padahal pada kenyataannya tidak begitu. Sangat penting
bagi para penghuni untuk memiliki ventilasi. Lilin lebah digunakan untuk
menambal lubang yang terlalu besar dan retak dan propolis diterapkan sekitar
lubang yang lebih kecil, tetapi meninggalkan lubang yang cukup untuk
mengalirkan udara.
Sekarang
kita sudah tahu manfaatnya bagi sarang lebah. Lalu, sekarang apa manfaat
propolis untuk kesehatan?
Salah
satu hal dalam kedokteran yang menimbulkan banyak perhatian adalah resep
antibiotik. Siapa pun yang mengalami demam, sakit gigi atau sakit perut pasti
diresepkan obat antibiotik. Yang menjadi masalah adalah bahwa tubuh kita mulai
membangun resistensi terhadap antibiotik yang kita pakai. Setiap kali Anda
menggunakannya, ia akan menjadi sedikit kurang efektif karena tubuh anda
menyesuaikan diri dengan kehadirannya. Hal ini penting, karena ketika Anda
benar-benar perlu antibiotik untuk memerangi infeksi yang lebih serius, mungkin
saat itu sudah tidak cukup efektif lagi. Namun, tubuh mampu membedakan antara
antibiotik buatan dan alami, ketika melihat zat ini masuk ke sistem tubuh.
Sebuah antibiotik alami dapat bekerja secara harmonis dengan sistem tubuh kita
sedangkan yang kimia, yang dirancang untuk melakukan hal yang sama, dapat
menyebabkan penolakan, atau ketidakstabilan karena kekebalan terhadapnya.
Propolis adalah antibiotik alami. Ada kemungkinan bahwa propolis dapat
digunakan untuk menggantikan bahan kimia dalam banyak situasi, atau digunakan
bersama mereka untuk memberikan penghalang lebih alami dan efektif terhadapa
invasi bakteri.
Kita
bisa melihat efektifitas Propolis lebih mudah bila digunakan secara terbuka.
Banyak orang menggunakannya untuk mengobati luka dan lecet dan luka bahkan
kanker dan bisul mulut.
9.
Kayu manis dan Jus Apel
Para
peneliti mendapati bahwa kayu manis yang ditambahkan ke jus apel yang tidak
dipasteurisasi membunuh 99,5 persen bakteri dalam tiga hari, menurut The
Independent dari London. Pada kesempatan lain, para ilmuwan itu menambahkan
rempah-rempah ke daging sapi mentah dan sosis, lalu mendapati bahwa kayu manis,
cengkeh, dan bawang putih paling efektif untuk membunuh E. coli O157. Para
peneliti berpendapat bahwa rempah-rempah ini efektif melawan bakteri lainnya,
termasuk salmonela dan campylobacter.
10.
Tertawa
Telah
diketahui sejak dulu bahwa tertawa adalah obat yang manjur. Para ilmuwan di
State University of New York memutuskan untuk mencari tahu mengapa demikian.
Mereka menyingkapkan penemuan mereka bahwa tertawa turut memicu pelepasan
hormon-hormon yang sangat kuat yang memberikan energi kepada sistem kekebalan
manusia. Salah satu kelompok hormon, yang disebut sitokin, didapati
meningkatkan kegiatan sel-sel darah putih yang dibutuhkan untuk mengusir virus
dan bakteri penyebab infeksi dan yang menghancurkan bakal-bakal sel kanker. Ini
hanyalah ”salah satu substansi yang kadarnya dipacu oleh tertawa,” demikian
kata The Sunday Times dari London. Hubungan antara tertawa dan sitokin ini oleh
beberapa peneliti dijuluki sebagai hormon-hormon bahagia. Oleh karena itu,
surat kabar itu menyebut tertawa sebagai ”resep panjang umur”.
11.
Ranting Pohon Mimba
Jutaan
orang India mematahkan ranting mimba setiap pagi, mengunyah ujungnya hingga
lunak, kemudian menggunakannya untuk menggosok gigi dan gusi mereka. Penelitian
telah membuktikan manfaat dari hal ini, karena senyawa-senyawa pada kulit kayu
mimba adalah antiseptik yang kuat. Benih dan daun mimba mengandung senyawa yang
memperlihatkan aktivitas antiseptik, antivirus, dan antifungi.
12.
Semut
Selama
pertempuran pada tahun 1947, ahli bedah militer Cina Wu Zhicheng harus
mengobati infeksi pada prajurit yang terluka, tetapi persediaan obat-obatannya
menipis. Dalam keadaan hampir putus asa, ia menghubungi seorang dokter
setempat, yang memberinya resep obat tradisional Cina—air direbus dengan semut
untuk membersihkan luka dan obat yang dibuat dari jenis semut yang khusus.
Menurut China Today, hasilnya sedemikian menakjubkan sehingga Dr. Wu memulai
suatu karier panjang untuk meneliti penggunaan semut sebagai obat-obatan. Ia
percaya bahwa obat-obatan dari semut membantu menyeimbangkan sistem kekebalan
dan mengatakan, ”Semut adalah gudang nutrisi berukuran mini. Gudang itu berisi
lebih dari 50 zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, 28 asam amino dan
berbagai mineral serta senyawa kimia.”
13. Kalajengking
Banyak
orang, meski tidak semua, mendapati bahwa mengobati penyakit dengan memakan
serangga merupakan hal yang menjijikkan. Namun, menurut majalah Asiaweek,
gagasan itu bukanlah sesuatu yang baru. Di Singapura, Imperial Herbal
Restaurant menghidangkan makanan dengan ramuan seperti semut dan kalajengking,
keduanya dikenal bukan saja bergizi melainkan juga dapat menyembuhkan. Wanita
pemilik restoran itu, Ny. Tee Eng Wang-Lee, mengatakan bahwa semut baik
untuk mengobati rematik, sementara racun kalajengking konon untuk menenangkan
saraf dan mengurangi sakit kepala migrain. Obat-obatan lain yang terbuat dari
serangga termasuk larva yang dikeringkan untuk mengurangi rasa sakit; larva
cicada untuk mengatasi perut kembung, luka pada mulut, dan campak; serta sarang
langau kerbau yang dikeringkan untuk membunuh parasit. Bagaimana rasanya serangga
ini? Semut mempunyai rasa yang menusuk seperti cuka, dan kalajengking rasanya
kenyal. Ny. Wang-Lee mengatakan, ”Setelah mencobanya berkali-kali, Anda
baru merasakan kenikmatannya.”
[Dari
berbagai sumber]